3 Pembelian Terbaik dan Terburuk Arsenal Era Edu Gaspar

Edu Gaspar

Jadwalsepakbola  – Sejak Edu Gaspar mengambil peran sebagai Direktur Teknik Arsenal pada tahun 2019, ia telah membawa berbagai perubahan signifikan dalam upaya untuk mengembalikan klub ke puncak persaingan. Edu memainkan peran kunci dalam menentukan strategi transfer dan membangun skuat yang mampu bersaing di Premier League dan kompetisi Eropa. Dalam prosesnya, beberapa transfer terbukti sukses besar, sementara yang lainnya ternyata menjadi keputusan yang kurang menguntungkan. Berikut ini adalah tiga pembelian terbaik dan terburuk Arsenal di era Edu Gaspar.

Pembelian Terbaik Arsenal Era Edu Gaspar

  1. Gabriel Magalhães

Didatangkan dari Lille pada 2020 dengan harga sekitar £27 juta, Gabriel Magalhães langsung menjadi bagian integral dari lini belakang Arsenal. Pemain bertahan asal Brasil ini memiliki kombinasi yang sempurna antara kekuatan fisik dan kemampuan membaca permainan, yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat pertahanan mereka. Sejak kedatangannya, Gabriel telah menunjukkan konsistensi dalam performanya, membantu mencatatkan banyak clean sheet dan membuat pertahanan tim lebih solid.

Gabriel juga dikenal dengan keberaniannya dalam duel udara serta kemampuan membawa bola keluar dari area pertahanan, yang cocok dengan strategi build-up play Arsenal. Kedatangannya tidak hanya meningkatkan performa pertahanan, tetapi juga memberikan stabilitas dan kepercayaan diri bagi tim secara keseluruhan. Melihat dampak besarnya dalam waktu singkat, Gabriel bisa dianggap sebagai salah satu rekrutan terbaik di era Edu Gaspar.

  1. Martin Ødegaard

Didatangkan awalnya dengan status pinjaman dari Real Madrid pada tahun 2021, Martin Ødegaard kemudian diikat secara permanen setelah menunjukkan performa yang gemilang. Dengan nilai transfer sekitar £30 juta, Ødegaard adalah pembelian yang terbukti berharga bagi Arsenal. Pemain asal Norwegia ini memiliki visi, kreativitas, dan kemampuan umpan yang luar biasa, menjadikannya otak serangan Arsenal.

Ødegaard telah berkembang menjadi playmaker utama yang mampu mengatur tempo permainan dan menciptakan peluang untuk rekan setimnya. Selain itu, Ødegaard juga menunjukkan jiwa kepemimpinan yang membuatnya dipilih sebagai kapten tim. Di bawah Edu, Arsenal telah menemukan sosok pemimpin muda yang berperan penting dalam kebangkitan klub.

  1. Aaron Ramsdale

Aaron Ramsdale adalah pembelian yang sempat menuai keraguan pada awalnya. Arsenal mendatangkan kiper muda asal Inggris ini dari Sheffield United dengan harga sekitar £24 juta, nilai yang cukup besar untuk seorang penjaga gawang yang baru saja mengalami degradasi bersama timnya. Namun, Ramsdale berhasil membuktikan kemampuannya di Emirates Stadium.

Ramsdale tidak hanya menunjukkan kemampuan shot-stopping yang luar biasa, tetapi juga sangat piawai dalam distribusi bola, yang sangat membantu dalam strategi build-up Arsenal. Energi dan semangatnya di lapangan juga membawa dampak positif bagi suasana tim. Kini, Ramsdale dianggap sebagai salah satu kiper muda terbaik di Inggris, dan rekrutan ini jelas merupakan salah satu keputusan terbaik Edu Gaspar.

Pembelian Terburuk Arsenal Era Edu Gaspar

  1. Willian

Salah satu keputusan transfer yang paling banyak dikritik di era Edu adalah perekrutan Willian. Didatangkan dari Chelsea dengan status bebas transfer pada tahun 2020, Willian diberi kontrak tiga tahun dengan gaji tinggi. Harapannya, Willian akan membawa pengalaman dan kualitasnya ke lini serang Arsenal. Namun, kenyataannya, performa Willian jauh dari harapan.

Dalam satu musim di Emirates, kontribusi Willian sangat minim, dan ia gagal menunjukkan konsistensi yang dibutuhkan. Penampilannya yang buruk serta gajinya yang tinggi membuatnya menjadi beban finansial bagi klub. Willian akhirnya meninggalkan Arsenal hanya setelah satu musim, menjadikan transfer ini sebagai salah satu keputusan buruk yang merugikan klub di era Edu.

  1. Rúnar Alex Rúnarsson

Setelah kepergian Emiliano Martínez, Arsenal membutuhkan kiper pelapis untuk Bernd Leno, dan pilihan Edu jatuh pada Rúnar Alex Rúnarsson dari Dijon. Sayangnya, transfer ini terbukti tidak sukses. Rúnarsson menunjukkan performa yang jauh di bawah standar, dengan beberapa kesalahan fatal yang membuat Arsenal harus berjuang lebih keras di beberapa pertandingan.

Kesalahan Rúnarsson terutama terlihat dalam pertandingan Piala Liga melawan Manchester City, di mana ia kebobolan empat gol dan tampak gugup dalam menjaga gawang. Edu kemudian memutuskan untuk meminjamkan Rúnarsson, dan Arsenal mendatangkan Ramsdale untuk mengisi posisi kiper utama. Transfer ini menjadi salah satu keputusan buruk yang merugikan Arsenal di era Edu.

Baca Juga:

Duel Manchester United vs Chelsea, Sebaiknya Jadon Sancho Dicadangkan!

4 Catatan Menarik dari Pertarungan Sengit Manchester United vs Chelsea

  1. Nicolas Pépé

Nicolas Pépé adalah salah satu transfer termahal dalam sejarah Arsenal, dengan nilai mencapai £72 juta saat didatangkan dari Lille pada tahun 2019. Harapannya, Pépé akan menjadi bintang di lini serang Arsenal dan memberikan dampak besar bagi tim. Namun, meskipun menunjukkan beberapa momen brilian, Pépé gagal konsisten dan tidak mampu memenuhi ekspektasi tinggi yang dibebankan padanya.

Pépé sering kali kesulitan dalam adaptasi dengan gaya permainan Liga Inggris dan tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan. Meski bukan sepenuhnya kesalahan Edu, karena transfer ini sudah diinisiasi sebelum ia resmi menjabat, tetap saja penampilan Pépé yang tidak sesuai harga membuatnya masuk daftar pembelian terburuk.

Pada berita bola hari ini Di era Edu Gaspar, Arsenal telah mengalami berbagai peningkatan dan tantangan dalam hal kebijakan transfer. Meski ada beberapa pembelian yang terbukti sukses besar dan memberikan dampak positif bagi tim, terdapat pula keputusan transfer yang kurang menguntungkan. Edu jelas memiliki visi yang kuat untuk membangun Arsenal menjadi klub yang kompetitif kembali, tetapi proses tersebut masih memerlukan waktu dan evaluasi yang teliti.

Melihat keberhasilan transfer seperti Gabriel, Ødegaard, dan Ramsdale, penggemar Arsenal memiliki alasan untuk optimis terhadap masa depan klub. Namun, keputusan-keputusan seperti perekrutan Willian, Rúnarsson, dan pengelolaan Pépé menunjukkan bahwa setiap keputusan transfer harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Edu masih memiliki waktu untuk memperbaiki kesalahan dan memastikan Arsenal kembali ke papan atas sepak bola Eropa. Jika ia terus memperbaiki strategi transfernya, tidak diragukan lagi Arsenal akan semakin dekat ke arah kesuksesan yang diinginkan.

Dengan pesona alami dan pengetahuan mendalam tentang makanan, Sarah memulai perjalanan vlognya dari dapur rumahnya, berbagi resep-resep kreatif dan ulasan restoran yang menggugah selera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version