AC Milan Mengatasi Krisis dan Kembali ke Jalur Kemenangan di Musim 2023/24

AC Milan: Mengatasi Krisis dan Kembali ke Jalur Kemenangan di Musim 2023/24

jadwalsepakbola.info  –  AC Milan Mengatasi Krisis dan Kembali ke Jalur Kemenangan di Musim 2023/24. Musim yang seharusnya menjadi lanjutan kebangkitan Milan malah berubah menjadi krisis yang menyakitkan. Setelah belanja besar dengan lebih dari 100 juta euro, skuad yang diperbarui, dan ambisi besar untuk menyaingi tim-tim besar seperti Inter dan Juventus dalam perebutan Scudetto, AC Milan justru terperosok ke dalam inkonsistensi yang merugikan.

Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang tiga aspek utama yang menyebabkan AC Milan mengalami krisis: pertahanan yang goyah, lini tengah yang stagnan, dan serangan yang tumpul. Mari kita bahas bagaimana masalah-masalah ini menghambat kebangkitan AC Milan.

https://jadwalsepakbola.info/

1. Goyah di Belakang: Pertahanan Tanpa Fondasi yang Kuat

Dalam beberapa musim terakhir, pertahanan AC Milan menjadi fondasi utama kesuksesan mereka. Duet Fikayo Tomori dan Simon Kjaer, didukung oleh kiper andalan Mike Maignan, pernah menjadi benteng kokoh yang membuat Milan sulit ditembus. Namun, di musim 2023/24, semua itu terlihat rapuh.

Cedera Bertubi-Tubi Menghantam Pemain Kunci

Musim ini, AC Milan dihadapkan pada krisis cedera yang mengganggu stabilitas pertahanan mereka. Pemain kunci seperti Maignan, Kalulu, Thiaw, dan bahkan Tomori harus absen dalam beberapa pertandingan penting. Akibatnya, pelatih Stefano Pioli harus melakukan eksperimen dengan menurunkan pemain muda yang belum cukup matang atau bahkan memaksa Rade Krunic bermain sebagai bek.

Komunikasi yang Buruk di Lini Belakang

Pergantian pemain yang terlalu sering membuat komunikasi dan koordinasi di lini belakang hancur. Misalnya, miskomunikasi antara para bek sering kali menyebabkan kebobolan, terutama dalam menghadapi bola lambung dan transisi cepat dari lawan.

Kehilangan Karakter Defensif yang Kuat

Di masa kejayaannya, Milan dikenal memiliki bek-bek yang tampil dominan dan tak kenal takut. Sayangnya, Tomori mulai kehilangan sentuhan terbaiknya, Kjaer semakin lambat, dan Thiaw belum mampu menghadapi tekanan di laga-laga besar. Hal ini membuat pertahanan Milan tampak rapuh.

Statistik Mengecewakan Pertahanan AC Milan

  • Kebobolan tertinggi dari semua tim top 6 Serie A

  • Clean sheet hanya 8 kali dalam 30 laga

  • Rata-rata 1,3 gol kebobolan per laga

Dengan statistik yang begitu mengecewakan, krisis di lini belakang tidak hanya membuat Milan rentan, tetapi juga merusak kepercayaan diri para pemain di lini depan.

2. Tak Berkembang di Tengah: Lini Tengah yang Tanpa Identitas

Setelah kehilangan  Sandro Tonali  yang pindah ke Newcastle, AC Milan berusaha membangun kembali lini tengah mereka dengan mendatangkan pemain-pemain baru seperti Tijjani Reijnders, Yunus Musah, dan Ruben Loftus-Cheek. Namun, meskipun terlihat seperti langkah yang positif di atas kertas, kenyataannya lini tengah Milan tidak berkembang.

Masalah Utama di Lini Tengah Milan

Lini tengah Milan terlihat datar dan tidak hidup. Penyebab utama dari masalah ini adalah kurangnya gelandang yang bisa mengontrol permainan dan menciptakan peluang. Berikut beberapa permasalahan utama yang ada:

  • Tidak Ada Gelandang Dominan: Musah masih sangat muda dan belum matang dalam aspek taktis. Reijnders cukup bagus dalam distribusi bola, tapi tidak memiliki intensitas bertahan yang cukup kuat. Loftus-Cheek lebih cocok bermain sebagai box-to-box, namun sering kali inkonsisten dalam hal positioning.

  • Kehilangan “Napsterman”: Dengan kepergian Tonali, AC Milan kehilangan sosok gelandang serba bisa yang bisa bertahan, menyerang, dan menekan lawan secara efektif.

  • Kurangnya Kreator di Tengah: Milan bergantung terlalu banyak pada Rafael Leão untuk menciptakan peluang, yang membuat serangan mereka mudah ditebak.

Akibatnya: Stagnasi di Tengah Laga

Lini tengah Milan sering kali tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Mereka gagal menciptakan peluang, tidak bisa mengontrol jalannya pertandingan, dan tidak dapat menghancurkan serangan lawan. Hal ini menyebabkan banyak pertandingan yang seharusnya bisa dimenangkan justru berakhir dengan hasil yang mengecewakan.

3. Tumpul di Depan: AC Milan Butuh Mesin Gol yang Tajam

Di lini depan, AC Milan memiliki beberapa pemain berkualitas seperti Rafael Leão, Olivier Giroud, Noah Okafor, Luka Jovic, dan Samuel Chukwueze. Namun, meskipun memiliki banyak pemain berbakat, lini serang Milan tampak tumpul.

Masalah Utama di Lini Serang Milan

  • Giroud Sudah Melewati Puncaknya: Olivier Giroud memang sering mencetak gol penting, namun umurnya yang semakin menua membuat ia sulit untuk diandalkan sebagai striker utama dalam 38 laga kompetitif. Kecepatan yang mulai menurun dan ketidakmampuan untuk mengimbangi tekanan tinggi tim lawan membuatnya menjadi pilihan yang terbatas.

  • Leão Terlalu Individualistis: Meskipun Rafael Leão memiliki kemampuan luar biasa, ia sering kali beraksi seperti “pahlawan tunggal.” Ketika Leão tidak tampil maksimal, serangan Milan menjadi tumpul. Keinginan untuk tampil sendiri membuat ia sering kali kehilangan bola dan gagal dalam dribbling.

  • Okafor dan Chukwueze Belum Menunjukkan Performa Terbaik: Dua rekrutan baru Milan belum menunjukkan kinerja yang diharapkan. Chukwueze terlalu sering membuat keputusan yang salah, dan Okafor belum mampu menunjukkan ketajaman dalam penyelesaian akhir.

Statistik Menyerang AC Milan

  • Rata-rata 1,4 gol per laga

  • Top skor musim ini masih Giroud dengan 11 gol

  • Expected Goals (xG) jauh lebih tinggi daripada gol aktual yang dicetak

Hal ini menunjukkan bahwa Milan kehilangan banyak peluang emas, dan kurang tajam dalam penyelesaian akhir.

4. Pioli Kehabisan Ide: Pelatih yang Kehilangan Arah

Pelatih Stefano Pioli, yang membawa AC Milan juara Serie A pada 2021/22, kini tampak bingung dalam mengatur strategi tim. Keputusan untuk melakukan rotasi yang tidak konsisten, perubahan formasi yang terlalu sering, dan kurangnya respon taktis saat tim tertinggal membuat banyak penggemar Milan frustasi.

Kegagalan Mengembangkan Pemain Baru

Pemain-pemain baru seperti Chukwueze, Musah, dan Reijnders belum berkembang sesuai dengan harapan. Hal ini menunjukkan bahwa Pioli kesulitan dalam mengembangkan potensi pemain-pemain muda dan menciptakan sistem yang bisa mengakomodasi karakteristik masing-masing pemain.

5. Solusi: Rekonstruksi Total AC Milan

Krisis yang dihadapi AC Milan musim ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan membeli pemain baru. Dibutuhkan evaluasi total, baik dalam hal pelatih, taktik, maupun pemilihan pemain.

Poin Solusi Utama:

  • Pilih Pelatih dengan Filosofi Jelas: Milan perlu mencari pelatih yang memiliki filosofi yang jelas dan dapat mengakomodasi gaya bermain yang sesuai dengan karakter klub.

  • Fokus pada Rekonstruksi Lini Tengah: AC Milan harus mencari gelandang berkualitas dua arah yang bisa mengontrol pertandingan dan mendistribusikan bola dengan baik.

  • Cari Striker Muda yang Haus Gol: Milan harus berinvestasi pada striker muda yang memiliki hasrat tinggi untuk mencetak gol, bukan hanya mengandalkan pemain yang sudah menua seperti Giroud.

  • Kembalikan Identitas Bertahan yang Kuat: Pertahanan Milan harus kembali menjadi kekuatan utama tim, dengan soliditas di lini belakang.

AC Milan Butuh Rekonstruksi, Bukan Tambalan

AC Milan bukanlah tim kecil, namun musim ini mereka tampak kebingungan akan jati diri mereka. Dengan pertahanan yang goyah, lini tengah yang stagnan, dan serangan yang tumpul, Milan berada dalam situasi yang kritis. Jika masalah-masalah ini tidak segera diatasi dengan solusi yang tepat, Milan bisa terjebak dalam siklus medioker seperti yang terjadi pada era pasca-2012. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi manajemen AC Milan untuk melakukan rekonstruksi menyeluruh agar klub kembali ke jalur kemenangan.

Krisis Milan musim ini memerlukan perhatian serius, dan jika dibiarkan, mereka bisa kehilangan arah. Saatnya bangun, bukan hanya dari mimpi buruk musim ini, tetapi dari kesalahan yang telah terjadi dalam membangun tim tanpa visi yang jelas.

Dengan pesona alami dan pengetahuan mendalam tentang makanan, Sarah memulai perjalanan vlognya dari dapur rumahnya, berbagi resep-resep kreatif dan ulasan restoran yang menggugah selera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *