Meski Kalah, Carlo Ancelotti Sanjung Mentalitas Pantang Menyerah

jadwalsepakbola – El Clásico terbaru antara Barcelona dan Real Madrid di Spotify Camp Nou menjadi salah satu duel paling mendebarkan dalam sejarah rivalitas abadi kedua tim. Pertandingan ini menghadirkan drama, aksi saling balas gol, dan atmosfer emosional tinggi yang khas dari duel dua raksasa Spanyol. Skor akhir 4-3 untuk kemenangan Barcelona tentu mengecewakan bagi Real Madridistas, namun pelatih Carlo Ancelotti memilih untuk melihat sisi positif dari performa anak asuhnya: mentalitas pantang menyerah yang terus menyala hingga menit akhir.

Dalam laga yang berlangsung terbuka dan intens itu, Real Madrid sempat tertinggal dua kali, kemudian menyamakan kedudukan, dan bahkan mengancam untuk membalikkan keadaan. Meski akhirnya harus pulang dengan tangan hampa, penampilan Real Madrid terutama di babak kedua menjadi refleksi dari karakter yang telah dibangun Ancelotti selama masa kepemimpinannya di Santiago Bernabéu.

Lalu, bagaimana Real Madrid menunjukkan mentalitas petarung mereka di El Clásico kali ini? Dan mengapa Carlo Ancelotti memilih untuk fokus pada aspek mentalitas, bukan semata hasil? Mari kita ulas lebih mendalam.

Jalannya Pertandingan: 90 Menit Sarat Emosi

Barcelona membuka keunggulan cepat melalui Robert Lewandowski di menit ke-12 setelah memanfaatkan umpan tarik dari Lamine Yamal. Real Madrid tampak gugup di awal laga dan tertinggal dalam penguasaan bola maupun agresivitas. Namun, perlahan mereka mulai bangkit.

Kylian Mbappé yang tampil perdana di El Clásico menyamakan kedudukan di menit ke-28 dengan aksi solo run spektakuler melewati dua pemain belakang Barca. Tapi tuan rumah kembali unggul lewat gol Raphinha sebelum turun minum.

Di babak kedua, Real Madrid menunjukkan reaksi luar biasa. Federico Valverde mencetak gol penyeimbang lewat sepakan keras dari luar kotak penalti. Meskipun Barca kembali unggul melalui Christensen, Real Madrid tak menyerah. Mbappé mencetak gol keduanya di menit ke-83, membuat skor kembali imbang 3-3.

Namun, di menit ke-89, Joao Félix menghancurkan harapan dengan gol penentu kemenangan Barcelona. Skor 4-3 menutup laga penuh ketegangan ini.

Ancelotti: “Kami Tidak Menyerah, Itu yang Paling Penting”

Dalam konferensi pers pascalaga, Carlo Ancelotti menolak menyalahkan para pemainnya meskipun kebobolan empat gol. Sebaliknya, ia memberikan pujian atas sikap pantang menyerah yang ditunjukkan sepanjang laga.

“Kami kalah, ya. Tapi saya bangga dengan bagaimana tim terus berjuang. Kami bangkit tiga kali dalam satu pertandingan besar, dan itu tidak mudah,” ujar Ancelotti.

Ia menambahkan bahwa dalam pertandingan seintens El Clásico, kadang detail kecil bisa membuat perbedaan besar.

“Gol keempat mereka datang dari satu kesalahan kecil, dan itu terjadi di sepak bola. Tapi saya tidak melihat tim yang kalah secara mental. Saya melihat tim yang terus mencoba, hingga akhir.”

Mentalitas Real Madrid: DNA yang Dibentuk dari Generasi ke Generasi

Salah satu ciri khas Real Madrid yang paling sering dibahas adalah “mentalitas juara” mereka. Dari era Alfredo Di Stéfano hingga Cristiano Ronaldo, dari Zinedine Zidane hingga Luka Modrić dikenal sebagai tim yang tidak pernah menyerah bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun.

Dan El Clásico ini adalah cerminan dari itu.

Saat tertinggal, Real Madrid tidak goyah. Mereka terus mencoba, mencari celah, dan melawan tekanan Barcelona dengan tenang. Momen ketika Mbappé mencetak gol penyeimbang di menit ke-83 menunjukkan bagaimana Real Madrid tetap percaya bisa membalikkan keadaan meskipun bermain di kandang rival utama mereka.

Ini adalah sesuatu yang berulang kali ditegaskan Ancelotti dalam sesi latihan maupun wawancara: bahwa Real Madrid bukan hanya soal kualitas pemain, tapi juga soal karakter, sikap, dan kebiasaan untuk bangkit.

Kylian Mbappé: Pemimpin Baru di Tengah Kekacauan

Salah satu sisi positif yang disorot Ancelotti dalam laga ini adalah penampilan impresif Kylian Mbappé. Meskipun kalah, penyerang Prancis itu mencetak dua gol dan menjadi motor serangan paling tajam sepanjang laga.

“Kylian menunjukkan mengapa dia adalah pemain luar biasa. Dia tidak hanya mencetak gol, tapi juga memimpin. Dia terus mendorong rekan-rekannya untuk tetap percaya,” kata Ancelotti.

Mbappé tidak hanya menjadi finisher, tapi juga pembawa semangat bagi tim. Di saat pemain lain tampak kelelahan, ia masih berlari, meminta bola, dan menciptakan peluang. Mentalitas inilah yang membuatnya langsung disambut sebagai calon pemimpin baru di ruang ganti Real Madrid.

Baca Juga : 

Kesalahan Individual yang Mahal

  • Meski menunjukkan semangat luar biasa tetap kalah dan ini tak lepas dari beberapa kesalahan individu yang krusial.
  • Nacho Fernández gagal menjaga Joao Félix saat gol keempat tercipta.
  • Carvajal kesulitan mengawal Raphinha sepanjang laga.

Lini tengah Real Madrid terlalu longgar dalam mengantisipasi pergerakan tanpa bola dari Gavi dan Pedri.

Ancelotti tidak menunjuk satu nama secara khusus, tetapi menyebut bahwa organisasi pertahanan Real Madrid memang kurang disiplin.

“Kami bisa memperbaiki banyak hal secara taktik, tapi sikap dan semangat sudah tepat. Itu yang saya cari dalam laga sebesar ini.”

Respon Fans dan Media: Kalah, Tapi Tetap Bangga

Meski kalah, banyak fans Real Madrid menyatakan kebanggaannya terhadap performa tim. Di media sosial, tagar #HalaMadrid tetap menggema, bahkan banyak yang menyebut bahwa kekalahan ini menunjukkan sisi terbaik sebagai pejuang.

Beberapa analis dan jurnalis ternama juga menilai bahwa Real Madrid kalah dalam hasil, tapi menang dalam sikap. Fabrizio Romano menulis:

“Real Madrid kalah, tapi tidak runtuh. Ancelotti tahu bagaimana membangun tim dengan karakter. Pertandingan ini bukan akhir dari segalanya.”

Apa yang Harus Dibenahi?

Ancelotti tentu tak bisa hanya puas dengan semangat. Untuk tetap bersaing di La Liga dan Liga Champions, Madrid harus segera memperbaiki beberapa hal penting:

  1. Keseimbangan Lini Tengah

Tanpa Casemiro (yang sudah pindah), Madrid masih mencari kombinasi terbaik di lini tengah. Kroos dan Modrić sudah tidak seenergik dulu, sementara Tchouaméni dan Camavinga masih inkonsisten.

  1. Komunikasi di Lini Belakang

Duet Rüdiger dan Nacho terlihat goyah saat menghadapi kecepatan pemain-pemain muda Barcelona. Madrid butuh koordinasi yang lebih baik terutama menghadapi lawan dengan permainan sayap agresif.

  1. Finishing

Meski mencetak tiga gol, Madrid menyia-nyiakan beberapa peluang penting. Vinícius Jr, misalnya, tampil di bawah standar dan kehilangan momentum beberapa kali di kotak penalti.

Kalah Skor, Menang Karakter

Kekalahan 4-3 dari Barcelona tentu menyakitkan bagi Real Madrid dan para pendukungnya. Tapi seperti yang disampaikan Carlo Ancelotti, hasil bukan satu-satunya ukuran sukses. Dalam laga ini, Madrid menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang tidak pernah menyerah, tim yang terus percaya hingga menit akhir, dan tim yang dibangun atas fondasi mental juara.

Di tengah tekanan berat dan atmosfer panas El Clásico, Real Madrid tidak runtuh. Mereka bangkit tiga kali, dan hampir saja membawa pulang satu poin. Dan meski hasil tak berpihak, semangat yang mereka tunjukkan adalah fondasi kuat untuk menghadapi tantangan-tantangan besar ke depan.

Carlo Ancelotti tahu bahwa gelar tidak dimenangkan hanya dalam satu pertandingan tapi dibangun melalui mentalitas, konsistensi, dan keberanian. Dalam hal itu, Real Madrid sudah berada di jalur yang benar.

Dengan pesona alami dan pengetahuan mendalam tentang makanan, Sarah memulai perjalanan vlognya dari dapur rumahnya, berbagi resep-resep kreatif dan ulasan restoran yang menggugah selera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *