Dari Krisis Domestik ke Peluang Juara: Road to Final Liga Europa Tottenham

Dari Krisis Domestik ke Peluang Juara: Road to Final Liga Europa Tottenham

jadwalsepakbola – Tottenham Hotspur, klub yang sering dijuluki “nearly men” karena sering mendekati trofi namun gagal, kini berada di ambang sejarah. Untuk pertama kalinya sejak 1984, Spurs kembali tampil di final kompetisi Eropa. Di bawah asuhan Ange Postecoglou, mereka berhasil menembus partai puncak Liga Europa UEFA 2024/2025, setelah musim domestik yang penuh gejolak dan ketidakpastian.

Perjalanan Tottenham menuju final Liga Europa bukanlah kisah kemenangan yang mudah dan meyakinkan sejak awal. Ini adalah cerita tentang kebangkitan dari krisis, ketangguhan mental, dan strategi yang semakin matang seiring berjalannya musim. Berikut adalah ulasan lengkap tentang bagaimana Spurs mengubah musim yang hampir runtuh menjadi potensi kejayaan Eropa.

Awal Musim: Harapan dan Kenyataan yang Bertabrakan

Musim 2024/2025 diawali dengan penuh harapan bagi para penggemar Tottenham. Di musim sebelumnya, Ange Postecoglou sukses memperkenalkan gaya bermain menyerang yang menarik, dan finis di zona Eropa meski sempat terseok-seok.

Namun memasuki awal musim ini, Spurs menghadapi kenyataan pahit: cedera pemain kunci, inkonsistensi performa, dan hasil buruk di Liga Inggris membuat mereka tercecer dari empat besar. Kehilangan Son Heung-min selama dua bulan akibat cedera otot, serta ketergantungan pada James Maddison yang juga sering absen, membuat lini serang kehilangan tajinya.

Lebih buruk lagi, barisan pertahanan Spurs beberapa kali menjadi sorotan tajam. Bek-bek muda seperti Micky van de Ven dan Cristian Romero tampil inkonsisten, sementara absennya kedalaman skuad terlihat jelas saat jadwal mulai padat.

Pada akhir Desember 2024, Spurs berada di posisi ke-8 klasemen Liga Inggris dan tersingkir lebih awal dari Piala Liga. Tekanan terhadap Postecoglou mulai terasa, dan para penggemar mempertanyakan apakah filosofi sepak bola menyerang ala sang pelatih cocok di tengah jadwal padat dan kualitas skuad yang terbatas.

Fase Grup Liga Europa: Awal yang Nyaris Gagal

Tottenham tergabung di Grup E Liga Europa bersama klub-klub tangguh seperti Sporting CP (Portugal), Union Berlin (Jerman), dan AEK Athens (Yunani). Banyak pihak memperkirakan Spurs bisa lolos dengan mudah, namun kenyataannya, mereka nyaris gagal melangkah ke fase gugur.

Setelah hanya meraih satu kemenangan dari tiga laga awal—termasuk kekalahan menyakitkan 1-3 dari Sporting di kandang sendiri—posisi Spurs di klasemen grup sempat terpuruk. Suasana semakin tegang di dalam tim, dan media Inggris mulai melontarkan kritik tajam.

Namun, kemenangan dramatis 2-1 atas Union Berlin di laga keempat menjadi titik balik. Gol penentu dari pemain muda Dane Scarlett di menit ke-89 menjadi momen yang membangkitkan semangat tim. Spurs kemudian menyapu bersih dua laga terakhir dan lolos sebagai runner-up grup di belakang Sporting CP.

Babak Knock-out: Spurs Menemukan Karakternya

Setelah terseok-seok di fase grup, performa Tottenham mulai menunjukkan kestabilan di fase gugur.

  • 16 Besar vs AS Roma

Dalam laga penuh gengsi melawan AS Roma, yang saat itu dilatih oleh Daniele De Rossi, Spurs menunjukkan ketangguhan mental luar biasa. Setelah kalah 1-2 di Olimpico, mereka membalikkan keadaan di leg kedua lewat kemenangan 3-0 di Tottenham Hotspur Stadium. James Maddison dan Richarlison menjadi bintang laga tersebut.

  • Perempat Final vs Bayer Leverkusen

Lawan selanjutnya lebih berat lagi: juara Bundesliga 2024/25 dan tim tak terkalahkan, Bayer Leverkusen. Banyak yang memperkirakan Spurs akan tersingkir. Namun, Postecoglou mengejutkan semua orang dengan taktik cerdik: menurunkan skema 4-2-3-1 yang lebih pragmatis, menunggu dan memanfaatkan serangan balik.

Hasilnya, Spurs menang 1-0 di kandang dan menahan imbang Leverkusen 2-2 di Jerman. Gol penyeimbang dari Brennan Johnson di menit 88 menjadi salah satu momen paling bersejarah musim ini.

Baca Juga :
  • Semifinal vs Atalanta

Di semifinal, Spurs menghadapi tim menyerang lainnya, Atalanta, yang dikenal dengan gaya bermain progresif ala Gian Piero Gasperini. Pertemuan dua tim ofensif ini berakhir dengan drama luar biasa.

Setelah bermain imbang 2-2 di Bergamo, Tottenham unggul 2-1 di kandang dengan gol penentu dari Rodrigo Bentancur. Spurs lolos ke final dengan agregat 4-3 dan memastikan tiket ke partai puncak di Stadion San Mames, Bilbao.

  • Kebangkitan Para Pemain Kunci
  1. Keberhasilan Tottenham menembus final Liga Europa juga tidak lepas dari kontribusi sejumlah pemain yang bangkit di saat penting.
  2. James Maddison kembali ke performa terbaik setelah cedera, mencetak 4 gol dan 6 assist di Liga Europa.
  3. Destiny Udogie, bek kiri muda asal Italia, menjadi salah satu pemain paling konsisten musim ini.
  4. Giovani Lo Celso, yang sempat dibekukan musim lalu, menjadi kreator utama di lini tengah dalam fase gugur.
  5. Fraser Forster, kiper veteran, tampil luar biasa dalam adu penalti melawan Roma dan menjadi pahlawan saat melawan Atalanta.

Namun mungkin yang paling menonjol adalah Brennan Johnson, winger asal Wales yang sempat dikritik karena tak konsisten, tetapi justru mencetak gol-gol penting di perempat final dan semifinal.

Taktik Postecoglou: Evolusi Gaya Main

Ange Postecoglou dikenal dengan gaya bermain menyerang dan kontrol bola, tetapi di Liga Europa ia menunjukkan fleksibilitas taktik yang luar biasa.

Pada awal musim, Spurs bermain terbuka dan menekan tinggi. Namun seiring meningkatnya level lawan, Postecoglou mulai beradaptasi: lebih pragmatis, fokus pada transisi cepat, dan memperkuat lini tengah dengan menumpuk gelandang kreatif dan bertahan sekaligus.

Adaptasi ini terbukti berhasil. Spurs bukan hanya tampil lebih solid, tetapi juga lebih efisien. Mereka mencetak 17 gol dalam 6 laga fase gugur, dan hanya kebobolan 6 kali.

Peluang Juara: Sejarah Menanti

Final Liga Europa 2024/2025 akan mempertemukan Tottenham Hotspur dengan AC Milan, klub raksasa Italia yang juga ingin menebus kegagalan mereka di Serie A.

Bagi Tottenham, ini adalah kesempatan langka untuk mengangkat trofi Eropa pertama mereka sejak Piala UEFA 1984, dan trofi utama pertama sejak Piala Liga 2008. Gelar ini juga akan memberi Spurs tiket otomatis ke Liga Champions 2025/26, yang sangat penting mengingat posisi mereka di Premier League masih belum aman untuk empat besar.

Di atas kertas, laga final ini akan berjalan ketat. AC Milan memiliki pengalaman dan sejarah lebih panjang, tetapi Spurs memiliki momentum dan semangat tim yang sedang membara.

Dari Keterpurukan Menuju Panggung Eropa

Perjalanan Tottenham Hotspur menuju final Liga Europa musim ini bukan hanya cerita tentang taktik dan strategi, tapi juga tentang mentalitas. Klub yang sering dipandang sebelah mata kini menunjukkan bahwa mereka bisa bangkit dari keterpurukan, mengatasi badai cedera, tekanan publik, dan ekspektasi besar.

Dari krisis domestik yang membuat mereka tercecer di papan tengah Liga Inggris, kini Spurs punya satu pertandingan lagi untuk membungkam semua kritik—dan menuliskan sejarah baru.

Akankah Tottenham akhirnya menanggalkan label “Spursy” dan menjadi juara Eropa? Jawabannya akan ditentukan dalam 90 menit penuh ketegangan di Bilbao.

Dengan pesona alami dan pengetahuan mendalam tentang makanan, Sarah memulai perjalanan vlognya dari dapur rumahnya, berbagi resep-resep kreatif dan ulasan restoran yang menggugah selera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version