jadwalsepakbola.info – Mimpi Treble Barcelona Sirna di Markas Inter Milan, Ambisi besar Barcelona untuk menyapu bersih gelar La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions resmi sirna di Stadion Giuseppe Meazza. Di laga perempat final yang menegangkan, Inter Milan tampil solid dan mematahkan dominasi Blaugrana yang musim ini tampil menjanjikan di berbagai kompetisi.
Kekalahan ini tidak hanya menyakitkan secara skor, tetapi juga mencerminkan betapa Barcelona masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk bersaing di level tertinggi Eropa. Di sisi lain, Inter Milan menunjukkan kekuatan sejatinya sebagai penantang serius gelar kontinental.
Ambisi Besar Barcelona Musim Ini
Musim 2024/2025 dibuka dengan optimisme tinggi di kubu Barcelona. Setelah sukses mengamankan gelar La Liga musim lalu, Xavi Hernandez memasang target ambisius: meraih treble winners—sebuah prestasi langka yang terakhir kali mereka raih di era Pep Guardiola dan Luis Enrique.
Dengan skuad yang diisi pemain bintang seperti Robert Lewandowski, Pedri, Gavi, Joao Félix, dan talenta muda seperti Lamine Yamal, Barca seolah punya semua komponen untuk menyapu gelar.
Namun, Liga Champions—yang sudah lama menjadi momok—kembali menjadi batu sandungan yang menyakitkan.
Inter Milan Bermain dengan Disiplin dan Semangat
Inter Milan asuhan Simone Inzaghi tampil luar biasa malam itu. Bermain di hadapan publik Giuseppe Meazza, mereka menunjukkan agresivitas, disiplin taktik, dan semangat juang yang luar biasa.
Nicolo Barella dan Hakan Çalhanoğlu sukses mendikte lini tengah. Alessandro Bastoni dan Benjamin Pavard mengunci pergerakan Lewandowski. Di bawah mistar, Yann Sommer tampil tenang dan menjadi tembok tak tertembus bagi lini serang Barcelona.
Jalannya Pertandingan: Efisien dan Klinis
Babak pertama berlangsung ketat. Barcelona menguasai bola, tapi Inter lebih efektif dalam membangun serangan. Thuram hampir membuka skor lewat sundulan, tetapi Ter Stegen sigap melakukan penyelamatan.
Barca mencoba balas lewat Pedri, namun tendangannya melebar. Pergantian kunci datang di babak kedua: Davide Frattesi masuk, dan pada menit ke-68, ia mencetak gol kemenangan lewat serangan balik cepat yang diawali Barella.
Barcelona mencoba mengejar, namun penyelamatan Sommer dan disiplin pertahanan Inter memastikan skor 1-0 bertahan hingga akhir laga.
Momen-Momen Penentu
-
Gol Frattesi: Serangan balik cepat yang dituntaskan dengan penyelesaian klinis—membungkam pendukung Barca.
-
Penyelamatan Sommer: Menit ke-74, tembakan jarak dekat Raphinha digagalkan, memupus semangat Barca.
-
Keputusan Inzaghi: Masuknya Frattesi dan Carlos Augusto mengubah dinamika pertandingan.
Kekecewaan Besar di Kubu Barcelona
Kekalahan ini menciptakan gelombang kritik terhadap Xavi. Meski berhasil mendominasi penguasaan bola, Barcelona gagal menembus pertahanan rapat Inter. Kritik pun bermunculan:
-
Minimnya kreativitas di lini serang tanpa kehadiran Frenkie de Jong.
-
Taktik mudah dibaca, dengan serangan sayap yang monoton.
-
Performa mengecewakan dari pemain kunci seperti Joao Félix dan Raphinha.
Xavi mengakui kekalahan ini berat: “Kami kalah dari tim yang bermain dengan hati. Ini momen untuk belajar dan bangkit,” ucapnya pasca pertandingan.
Euforia Inter Milan
Bagi Inter, kemenangan ini disambut seperti final. Para pemain dan fans merayakan dengan penuh sukacita. Ini bukan hanya kemenangan atas nama, tapi juga kemenangan atas keraguan.
Simone Inzaghi menyebut ini sebagai “malam sempurna.” Ia memuji kontribusi kolektif timnya, dari Sommer hingga Thuram, yang bermain total sepanjang laga.
Arti Kemenangan Ini bagi Inter
Lolos ke semifinal Liga Champions membawa Inter selangkah lebih dekat menuju kejayaan Eropa. Mereka membuktikan kepada dunia bahwa Inter bukan hanya kuat di atas kertas, tapi juga di lapangan. Keseimbangan antara pertahanan, kerja keras lini tengah, dan lini depan tajam menjadi kekuatan utama mereka.
Bagi pemain seperti Frattesi dan Sommer, ini adalah momen pembuktian yang memperkuat posisi mereka sebagai pemain kelas dunia.
Apa Selanjutnya untuk Barcelona?
Barcelona harus segera melakukan introspeksi. Meskipun gagal di Liga Champions, mereka masih memiliki peluang di La Liga dan Copa del Rey.
Evaluasi mendalam dibutuhkan:
-
Menambah kedalaman skuad,
-
Meningkatkan variasi strategi,
-
Mencari sosok kreatif baru di lini tengah.
Tekanan terhadap Xavi akan meningkat, namun masa depan Barcelona tetap menjanjikan jika mereka bisa belajar dari kekalahan ini.
Baca juga:
Carlo Ancelotti Akan Tinggalkan Real Madrid Usai El Clasico, Siap Jadi Pelatih Timnas Brasil
Juventus Lancarkan Manuver untuk Boyong Rasmus Højlund dari Manchester United
Sebuah Malam Bersejarah
Bagi Inter Milan, ini adalah malam bersejarah. Mereka telah menyingkirkan salah satu klub terbesar dunia dan melaju dengan percaya diri ke semifinal. Bagi Barcelona, ini adalah pengingat bahwa dominasi Eropa tidak bisa diraih hanya dengan nama besar.
Mimpi treble memang kandas, tetapi musim belum selesai. Kedua tim masih punya kesempatan menulis sejarah—dengan cara mereka masing-masing.