jadwalsepakbola – Situasi panas sedang melanda London Utara. Tottenham Hotspur, klub Premier League yang tengah berusaha bangkit dari musim mengecewakan, kini resmi tanpa pelatih setelah pemecatan Ange Postecoglou diumumkan pada awal Juni 2025. Belum genap dua musim menangani tim, pelatih asal Australia itu dianggap gagal membawa Spurs ke jalur juara, setelah hanya finis di posisi ke-8 klasemen Liga Inggris dan kembali absen di Liga Champions.
Kondisi ini pun langsung memunculkan spekulasi besar di kalangan media dan fans: Mauricio kembali ke Spurs? Nama pelatih asal Argentina itu mendadak kembali jadi topik utama di meja redaksi olahraga. Pochettino, yang baru saja meninggalkan Chelsea pada akhir musim 2024/2025, dikabarkan masuk radar Daniel Levy untuk mengisi kekosongan kursi panas di Tottenham Hotspur Stadium.
Apakah rumor ini hanya nostalgia? Atau benarkah Tottenham butuh Pochettino untuk mengembalikan kejayaan yang sempat singgah di bawah kepemimpinannya dulu?
Tottenham dalam Kekosongan
Tottenham mengumumkan perpisahan dengan Ange Postecoglou setelah melakukan evaluasi pascamusim. Meski sempat membawa harapan di awal musim 2023/2024, performa Spurs justru makin menurun, terutama setelah kegagalan bersaing di papan atas dan kegagalan total di kompetisi Eropa dan domestik.
Catatan Postecoglou di Spurs:
- Musim 2023/2024: finis di posisi 5
- Musim 2024/2025: finis di posisi 8
- Tanpa trofi
- Tanpa lolos ke Liga Champions selama 2 musim beruntun
Tottenham memang dikenal tidak sabar terhadap pelatih. Setelah dipecat tahun 2019, klub ini sudah melewati tangan José Mourinho, Nuno Espírito Santo, Antonio Conte, hingga Postecoglou—semuanya gagal membawa trofi.
Kini, mereka kembali ke titik nol. Dan nama Pochettino kembali mengambang di permukaan.
Mengapa Pochettino Kembali Dikaitkan?
Ada beberapa alasan kuat mengapa nama Mauricio kembali menjadi opsi utama bagi Tottenham, meski sebelumnya sudah dipecat oleh klub tersebut:
- Catatan Emas Masa Lalu
Pochettino dianggap sebagai arsitek terbaik Spurs dalam dua dekade terakhir. Ia membangun skuad yang kompetitif dari pemain muda dan tanpa belanja mewah.
Prestasi terbaiknya tentu membawa Tottenham ke final Liga Champions 2019, pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah klub.
- Koneksi Emosional dengan Klub
Para fans Spurs masih menyimpan kenangan manis terhadap Pochettino. Bahkan setelah pemecatannya, banyak fans yang tetap menunjukkan cinta dan dukungan terhadapnya. Pochettino juga dikenal memiliki hubungan erat dengan para pemain senior seperti Harry Kane (saat itu), Son Heung-min, dan Hugo Lloris.
- Ketersediaan Pochettino
Setelah berpisah dengan Chelsea pada Mei 2025 kini berstatus free agent. Ini membuat proses negosiasi lebih mudah dibanding mendekati pelatih dari klub lain.
- Misi Belum Tuntas
Pochettino sendiri pernah mengungkapkan bahwa ia merasa masih punya “unfinished business” di Spurs. Dalam wawancaranya dengan Sky Sports tahun 2022, ia mengatakan:
“Saya akan selalu mencintai Tottenham. Jika ada kesempatan suatu hari nanti, saya ingin kembali dan menyelesaikan sesuatu yang belum selesai.”
Tantangan Jika Pochettino Kembali
Meski nama Pochettino membawa harapan, tantangan yang akan dihadapinya jika kembali ke Spurs tidak bisa dianggap enteng.
- Skuad yang Berbeda
Skuad Spurs saat ini tidak lagi sama dengan tim yang pernah ia bangun. Beberapa pemain kuncinya sudah pergi, termasuk Harry Kane yang hengkang ke Bayern Munich pada 2023. Skuad saat ini berisi campuran pemain muda dan beberapa wajah baru yang belum punya pengalaman di level tertinggi.
- Ekspektasi Lebih Tinggi
Saat pertama kali datang ke Spurs pada 2014 hanya diminta membangun fondasi. Kini, jika kembali, ia akan dibebani target tinggi — masuk Liga Champions dan bersaing meraih trofi.
- Hubungan dengan Manajemen
Meski Daniel Levy dikenal menghormati Pochettino, perpisahan mereka pada 2019 sempat diwarnai ketegangan. Pochettino kecewa karena minimnya dukungan dalam bursa transfer, dan kondisi itu bisa jadi berulang jika komunikasi internal tak dibenahi.
Baca Juga :
- Latih AC Milan, Massimiliano Allegri Rekrut Mantan Anak Buahnya di Juventus
- Tonali Buka Suara: Kebahagiaan di Newcastle, Cara Italia Jinakkan Haaland dan Norwegia
Kandidat Lain Selain Pochettino
Tottenham tentu tidak hanya mempertimbangkan satu nama. Beberapa pelatih lain juga masuk daftar pendek manajemen:
- Roberto De Zerbi
Eks pelatih Brighton ini dikenal dengan filosofi bermain menyerang dan sukses membawa tim kecil tampil di level tinggi. Cocok dengan gaya Spurs, tapi masih muda dan minim pengalaman menangani klub besar.
- Thomas Frank
Pelatih Brentford yang terbukti konsisten dan pandai memaksimalkan pemain murah. Namun, gaya bermain pragmatisnya belum tentu cocok dengan DNA “attractive football” ala Spurs.
- Rúben Amorim
Baru saja meninggalkan Sporting CP, Amorim adalah pelatih muda yang tengah naik daun. Namun, ia kabarnya lebih dekat ke Liverpool.
- Julian Nagelsmann
Pernah disebut-sebut saat era pasca-Mourinho, namun kini lebih difokuskan ke Timnas Jerman. Dari semua nama, Pochettino tetap jadi opsi paling realistis dan penuh muatan emosional.
Reaksi Publik dan Fans Spurs
Tak butuh waktu lama bagi media sosial untuk meledak setelah rumor kembali muncul. Tagar seperti #BringBackPoch dan #PochettinoReturns mulai ramai di Twitter/X dan Instagram.
Komentar Fans:
- @SpursFan98: “We were never the same after he left. Bring him home, Levy!”
- @LilywhiteEra: “Poch + new board support = finally a real rebuild. Let’s do this right.”
Namun tak semua mendukung. Beberapa fans menilai Spurs perlu langkah baru, bukan kembali ke masa lalu.
@NorthLondonRealist: “Nostalgia won’t win us anything. We need a fresh, modern coach. Not going back to 2019.”
Bagaimana Sikap Pochettino?
Hingga saat ini, Pochettino belum memberikan pernyataan resmi soal rumor tersebut. Namun menurut jurnalis transfer ternama Fabrizio Romano, Pochettino “terbuka” untuk kembali ke Spurs jika ada keseriusan dan proyek jangka panjang yang jelas.
Chelsea sendiri berpisah dengannya dengan alasan “perbedaan visi ke depan,” meski musim pertamanya cukup stabil (posisi 6 dan final Carabao Cup).
Jika Levy benar-benar mengontak, Pochettino diyakini tidak akan butuh waktu lama untuk mempertimbangkan tawaran tersebut.
Nostalgia atau Reuni Strategis?
Tottenham kini berada di persimpangan jalan. Setelah bertahun-tahun mencari pelatih yang cocok dan konsisten, mereka kembali menatap sosok yang pernah membawa stabilitas dan harapan: Mauricio Pochettino.
Apakah ini hanya nostalgia semata? Bisa jadi. Tapi melihat situasi saat ini, kembalinya Pochettino justru bisa menjadi reuni strategis yang menguntungkan kedua pihak.
- Bagi Pochettino: kesempatan menuntaskan misi dan membangun dari fondasi yang ia kenal.
- Bagi Spurs: menghadirkan kembali identitas, filosofi bermain menyerang, dan pelatih yang dicintai fans.
Yang pasti, keputusan ini harus dilakukan secara strategis, bukan emosional. Jika Tottenham ingin keluar dari siklus gagal, mereka harus berani berinvestasi, bukan hanya pada pelatih, tapi juga pada struktur dan arah klub.
Apakah kita akan melihat Pochettino berdiri lagi di pinggir lapangan Tottenham Hotspur Stadium dengan tangan bersilang dan senyum tenangnya? Waktu akan menjawab.