jadwalsepakbola – Dengan ukuran apa saja, ini bukanlah tim Socceroos yang melonjak pada masa lalu. Hari – hari pada saat tim ini diperkuat oleh nama – nama terkenal seperti Tim Cahill, Harry Kewell, dan juga Mark Viduka di Piala Dunia 2022 FIFA, sekarang ini terlihat seperti kenangan yang jauh berlalu.
Akan tetapi pada saat kelas 22 Australia sekarang ini kekurangan sosok bintang, namun masih ada beberapa talenta yang menarik juga. Mereka kurang dikenal, namun bisa membuat impresi besar di Qatar. Pelatih Graham Arnold berkata kepada FIFA+ pada bulan Juni silam, bahwa ia percaya kepada para pemain nya. Ia mengetahui mereka tidak memiliki siapapun pada saat ini yang secara konsisten dalam membintangi liga – liga paling besar di dunia, akan tetapi terdapat bakar di sana.
Semangat dan juga kebersamaan juga terdapat dalam pasokan yang sangat berlimpah. Atribut itu muncul pada saat setelah kampanye kualifikasi AFC yang sulit karena akibat dari COVID, Socceroos menang play off atas UEA dan selanjutnya Peru untuk lolos ke Piala Dunia 2022 kelima mereka berturut – turut.
Tidak seorangpun di Australia perlu diingat bahwa mereka sudah jatuh pada rintangan pertama dalam tiga final global terakhir, dan juga muncul tanpa kemenangan dari dua edisi terakhir. akan tetapi keluar sebagai pemenang berhadapan dengan Peru walaupun berstatus underdog, pasukan Arnold memiliki tekad untuk sekali lagi memberikan kejutan kepada tim unggulan dimulai dengan juara bertahan Prancis di tanggal 22 November.
- Martin Boyle
Dilalui dalam penyeleksian pemain timnas oleh Skotlandia, striker kelahiran Aberdeen ini sudah habiskan tahun-tahun terakhir untuk memperlihatkan ke negara aslinya apa yang mereka lewatkan.
Boyle, yang menikah dengan pemain internasional wanita Skotlandia Rachael Small, bahkan juga tidak pernah ke Australia saat sebelum diputuskan oleh Socceroos. Sama seperti yang dijelaskannya ke FIFA tahun kemarin, penyeleksiannya ada secara kebetulan saat Graham Arnold berkunjung dua rekanan satu teamnya di Hibernian. Si pelatih dikasih tahu oleh mereka mengenai asal mula Boyle dari Australia Piala Dunia 2022.
Sesudah sah menjadi bagian the green and gold, dia membuat kesan instant, cetak 2 gol dan satu assist dalam start pertama kalinya menghadapi Lebanon. Pertandingan pertemanan ini sekalian peristiwa pelepasan untuk legenda Australia, Team Cahill, yang mencatat performa internasional ke-108 sekalian terakhir kalinya. Boyle terus tampil bagus mulai sejak itu, menyumbang gol dan assist dan mengacau pertahanan musuh dengan kecepatannya yang hebat di Piala Dunia 2022.
Kecepatan itu juga yang hendak menjadi satu diantara senjata ofensif paling baik Arnold di Qatar. Dengan Australia yang terkadang bermain bertahan, ia pasti jadi pusat dari tiap
taktik perlawanan balik. Pemain berumur 29 tahun itu kembali cetak gol sesudah kembali ke Hibernian dari periode singkat bermain di Arab Saudi. Saat ini, dia harus ke Qatar dengan kepercayaan diri dan persiapan supaya bisa memberi impresi dalam pada Piala Dunia pertama kalinya.
2. Ajdin Hrustic
Dengan masa depan pemain berpotensi Tom Rogic masih diselimuti misteri, Hrustic tanpa tandingan sebagai pemain tengah paling inovatif Australia. Menawan dan optimis saat kuasai bola, kekuatannya cetak gol dan mengkreasi kesempatan membuat playmaker Verona itu jadi bintang yang ada mendadak dari aksi Socceroos di kualifikasi Qatar 2022.
Rekanan satu teamnya secara cepat mengaku hal tersebut. Winger Matt Leckie beri pujian kekuatan Hrustic untuk “setiap waktu dalam laga, dapat memberi umpan atau lakukan suatu hal yang spesial”. Pertahanan team-team di Piala Dunia harus juga waspada kekuatannya yang sensasional dalam situasi bola mati, yang diperlihatkan lebih dari sekali sepanjang penyisihan Piala Dunia.
Pemain berumur 26 tahun itu adalah salah satu dari sedikit pemain bernilai Australia yang bertanding di salah satunya dari 5 liga hebat Eropa, sesudah belakangan ini meninggalkan Eintracht Frankfurt dari Bundesliga ke Hellas Verona di Serie A. Perolehannya di club menyamakan aksinya di tingkat dunia bersama Australia. Musim kemarin, ia salah satunya pahlawan pembuat penalti saat Eintracht memenangi piala Eropa pertama mereka dalam lebih dari empat dekade.
3. Awer Mabil
Kedatangan Mabil di Piala Dunia kali ini saja sangat memberikan inspirasi. Bagaimana tidak, ia pemuda yang terlahir di kamp pengungsi Kenya sesudah orang tuanya melarikan diri dari perselisihan di Sudan. Saat kanak-kanak, dia bertahan hidup dengan makan sekali satu hari, bermain tanpa alas kaki dengan kaus kaki yang digulung sebagai sepak bolanya.
Keahlian yang didalami pada keadaan menakutkan itu bersinar jelas saat Australia terima keluarga Mabil di tahun 2006. Kemajuannya semenjak itu sudah jadi dongeng, dan hubungan dengan negara angkatnya dipertegas kembali saat dia cetak gol penalti ke enam dalam kemenangan beradu penalti atas Peru yang mengamankan tempat Socceroos di Piala Dunia. ” saya mengetahui saya akan cetak gol,” kata Mabil sesudahnya. “Itu salah satunya cara untuk mengucapkan terima kasih ke Australia atas nama keluarga saya.”
Winger berpotensi yang licin ini sudah memberi kontribusi lebih dari sekedar penalti yang diambil dengan tenang semenjak membuat debut emosional pada 2018. Ia saat ini bermain di La Liga bersama Cadiz sesudah 7 tahun yang sukses bela club Denmark Midtjylland. Ia menjadi satu diantara pemain yang diandalkan untuk memberi ide dalam serang, yang diperlukan pasukan Arnold menantang beberapa team kelas atas dunia.